Bedah buku ke 1 karya Ade E Sumengkar

 

 Edisi Republika.co.id: Bedah buku ke 1 karya Ade E Sumengkar, bicara buku bersama wakil rakyat di gedung MPR RI

Republika.co.id Kamis 13 Jul 2017 21:52 WIB

 

Foto Dokumentasi pribadi Nurani Hati Institute, diacara bedah buku ke 1 karya Ade E Sumengkar, bicara buku bersama wakil rakyat di Gedung MPR RI

 

Rep: Amri Amrullah/ Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menekankan pentingnya pendidikan karakter secara utuh kepada anak. Hal ini ditekankan Hidayat saat menjadi narasumber dalam acara Wakil Rakyat Bicara Buku dengan tema "Membangun Karakter Anak Bangsa" di Perpustakaan MPR, Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (13/7).

Beliau sebagai keynotes di acara bedah buku ke 1 karya Ade E Sumengkar , bicara buku bersama wakil rakyat  dengan judul buku Self Awareness edisi unutk early stage

 

 

Acara ini berkait dengan acara bicara buku ke 1 karya Ade E Sumengkar, bicara buku bersama wakil rakyat di gedung MPR RI 

Dokumentasi pribadi Nurani hati Institute

 

Hidayat mengapresiasi kegiatan yang kesekian kalinya diselenggarakan Perpustakaan MPR ini. Acara seperti ini, menurut dia, sangat paralel dengan tugas MPR yaitu memperkuat karakter bangsa sesuai konstitusi.

 

"Pendidikan karakter itu sangat diperlukan, karakter yang diinginkan dalam konstitusi adalah karakter yang utuh, komprehensif, bukan yang terbelah," ujarnya.

 

Menurut dia, yang diperlukan dalam membangun karakter anak sejak dini adalah menghadirkan ketahanan keluarga dan teladan orang tua. Sebab, apa yang dilakukan orang tua akan dilihat anak.

 

Untuk itu sikap saling menghormati, menyayangi, dan perilaku positif harus ada di dalam keluarga. Dengan begitu, anak akan menirunya. "Kalau itu dilihat anak, maka anak akan membangun peradaban," kata dia.

 

Fakta buruk yang terjadi dalam masyarakat saat ini adalah individu lebih memprioritaskan telepon genggam. "Bangun tidur, langsung buka handphone," kata Hidayat.

 

Melihat kondisi tersebut, Hidayat menyebut bahwa pendidikan (dalam keluarga) dirampas oleh telepon genggam. Meski demikian, dia yakin apabila ketahanan keluarga kokoh maka telepon genggam tidak akan mampu merusak harmoni keluarga.

 

Kepala Biro Humas Sekretariat MPR, Siti Fauziah mengatakan, program Wakil Rakyat Bicara Buku sudah menjadi program Perpustakaan MPR. Sebagai ruang yang terbuka, maka perpustakaan tersebut siap menerima siapa saja yang mau berkunjung. MPR siap menerima kunjungan dari peserta didik dari jenjang pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. "Kami bangga kalau ada pendidik yang berkunjung ke Perpustakan MPR," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM PENDIDIKAN : KB PAUD TK (PRE SCHOOL) NURANI HATI

Bedah buku ke 2 Karya Ade E Sumengkar

Membentuk Generasi Visioner melalui Buku