MENUJU SDM UNGGUL INDONESIA MAJU 2045

 

Saya dilahirkan di kota kecil di daerah yang berhawa dingin, sejuk dan menjadi daerah tempat tujuan wisata favorit nama daerah tersebut adalah Cipanas, letaknya sekitar 85,5 Km dari kota jakarat. Sedikit bercerita  banyak orang tua terutama di daerah memiliki kebiasaan jika akan melahirkan membiasakan kembali ke halaman rumahnya, demikian juga orang tua saya melakukan hal yang sama. Melatarbelakangi daerah dan pendidikan yang ada saat itu sangat di maklumi walaupun keadaan suasana saat itu masih sederhana dan penuh dengan keceriaan.

 

Saya memiliki keluarga yang berlatar pendidikan terutama Ayah saya, dengan kesederhanaan yang dimiliki sebagai seorang Ayah yang bekerja sebagai pegawai negeri Sipil di Pemda DKI jakarta, dari empat bersaudara saya berada di posisi nomor. Cita-cita saya ingin memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari yang lain sejak kecil sudah tertanam. Hanya saja pengalaman dan perjalanan hidup membawa saya menyelami bebagai pengalaman mulai dari pengalaman di sekolah, pengalaman di luar sekolah seperti di korporasi dan sebagainya, dan saat ini kembali menyelami pengalaman di dalam lingkungan pendidikan.

Sejak tamat program D3 Universitas Indonesia, tahun 1992-1996 saya memulai berkarir sebagai pendidik di daerah, kemudian dengan satu  alasan tertentu saya harus dekat dengan orang tua yang sudah sebatang kara dan perlu didampingi, kemudian saya  bergabung dengan sebuah korporasi sebah perusahaan dibidang Jasa selama hampir 18 tahun.

Dari pengalaman di korporasi banyak hal yang saya pelajari terutama betapa besar kesenjangan antara pendidkan yang saya pelajari dengan kontek kerja yang saya alami.

Kesenjangan yang saya temui juga seirama dengan hasil Skor PISA dimana posisi literasi pendidikan kita  masih tertinggal jauh dari negara-negara terdekat kita yang nota bene kemampuan daya saing dan alam nya masih diawah kita, tetapi mengapa kita masih tertinggal?

Perbedaan dan gap ini yang menjadikan saya tersadar betapa penting nya penguatan karakter pendidikan dimulai sejak dini. Yang utama dalam dunia kerja yang saya alami perlunya penguatan karakter sebagai pondasi. Dari buku yang saya tulis mulai dari buku pertama yang berjudul Self Awareness Curriculum edisi early stage tahun 2017, saya tujukan untuk bagaimana membangun sebuah karakter yang baik dimulai dari usia dini dan harus dengan kesadaran diri yang tinggi ( self awareness), saya menuangkan dalam tulisan saya,  bahwa kesadaran diri itu harus dimulai dengan wajah baru dan sejak usia dini. Buku kedua berjudul Become a great awareness person tahun 2018, tentang Karakter dan kolaborasi, buku ketiga berjudul Self Accreditation tahun 2019 tentang akrediasi mandiri. Dan buku ke empat berjudul Good Great Beyond tahun 2020.

Saya berpendapat bahwa porsi siswa seharusnya  sebagai subjek  mandiri dari sebuah sistim pendidikan, bagaimana siswa menjadi Good dalam keseharian disekolah, rumah dan masyarakat. Siswa wajib di ajarkan praktik membangunkan karakter melalui kesadaran diri dalam keseharian. Sehingga ketika di rumah anak mampu menjadi distibutor kebaikan melalui pikiran, perasaaan dan tindakan kepada orang tua. Serta bagaimana mempelajari dan memahami serta praktik langsung tentang soft skill, seperti living skill, adaptive skill dan thinking skill, tidak lupa dipelajari moral dan etika skill untuk menyiapkan anak bertanggung jawab akan masa depan nya sebagai pemimpin.

Pada bagian kedua menuju Great, saya mengajak pendidik dan orang tua (keluarga) yaitu ayah dan bunda sebagai subjek pendidikan  memberikan contoh dan me-support secara maksimal dan optimal di dunia pendidikan dengan berbagai cara dan metode agar anak menyenangi pembelajaran melalui literasi kebudayaan, literai keuangan, literasi bahasa, literai kunjungan kepustakaan, dan literasi komunikasi dan bahasa serta digital informasi untuk menjadi great dalam bidang pendidikan berbasis ICT  sehingga anak mampu bersaing dan menyesuaikan perkembangan jaman di era globalisasi dan millenial  di era disruption revolusi industri 4.0. dan percepatan menuju era society 5.0.

Kondisi saat ini di saat wabah pademi dan pemerintah telah mengeluarkan kurikulum darurat, tentunya salah satu sebab terjadinya permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan kita menurut saya  dikarenakan sejak awal pembelajaran, pendidikan hanya mefokuskan kepada anak dan pendidik disekolah, sedianya orang tua dalam hal ini Ayah dan bunda perlu diajak dan diikutsertakan sebagai subjek dan dimasukan kedalam kurikulum riil, dan bukan objek pendidikan yang hanya membayar SPP atau menyerahkan anak ke sekolah.

Selanjutnya menurut saya jika akan menuju Beyond diperlukan  kebijakan dan arahan bagaimana menjadi beyond, sehingga setiap anak, orang tua, tenaga pendidik dan lembaga mampu menjadikan dirinya pribadi penuh berkesadaran diri menuju akreditasi mandiri yang sesuai dan diamanatkan undang undang dasar 1945. Salah satunya adalah meningkatkan Mutu dan kualitas pendidikan melalui Sarana akreditasi mandiri.

Dalam menjalankan misi, visi tujuan pendidikan nasional, di latar belakangi oleh perlunya dilakukan  penjaminan mutu pendidikan secara umum, dan juga bagaimana pengertian penjaminan mutu serta manfaat pendidikan melalui peningkatan mutu melalui akreditasi mandiri, dan perlu  diperluas melalui pembinaan yang berkelanjutan yang lebih komprehensif, membantu mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dalam mengemban tanggung jawabnya dimasa yang akan datang di dalam memenuhi kebijakan pembangunan pendidikan nasional tahun 2020 dan untuk mencapai nawacita presiden, terkait juga dengan empat pilar kebangsaan, salah satunya adalah melaksanakan amanat UUD tahun 1945 pasal 31 ayat 1 dimana setiap warga-negara berhak mendapat pendidikan yang layak, termasuk didalamnya adalah bagaimana  kebutuhan setiap warga negara mendapat jaminan mutu dan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia yang unggul, baik dan merata.

Saya menggambarkan tiga hal diatas Good, Great dan Beyond dapat diukur dan di capai dengan alur gambar berikut:

 



Sumber: Buku Good Great Beyond (Ade Sumengkar) dipresentasikan diacara Bedah buku, Perpusnas RI tgl 3 September 2020 pkl 13.00-15.00

 

 Diagram diatas sudah saya presentasikan pada acara bedah buku karya saya ke-4  pada tanggal 3 September 2020 yang disponsori oleh Perpusnas RI, sebagai keynote speaker adalah Ibu Dr. Ir Hetifah Sjaifudian MPP  Wakil ketua komisi X DPR RI ),  sebagi nara sumber utama bapak  Maman  Mathurrohman Ph.D  ( Kepala kurikukum dan Perbukuan Balitbang dan Perbukuan Kemdikbud RI)  juga dihadiri oleh nara sumber lain yang dapat di lihat di link berikut:    

https://nuranihatiinstitute.blogspot.com/2020/09/bedah-buku-bicara-buku-bersama-wakil.html

Ada empat irisan yang saya kuatkan bagi ketiga bagan diatas, irisan pertama apabila kita akan menuju SDM unggul Indonesia Maju perlu dikuatkan dengan Karakter moral, dimana karakter yang dilandasi dengan kesadaran diri akan bertumpu pada Moral yang didahulukan. Kemudian pada bagian kolaborasi, ada irisan disruption dengan kesadaran diri, artinya di era saat ini saat pandemik covid 19 maupun saat pandemik lain, baik becana alam gempa bumi maupun non alam harus memiliki empati berupa kesadaran diri, majunya teknologi harus dengan empati dan memikirkan bagaimana ketertinggalan temen-teman pendidik, siswa dan orang tua agar menguasai ICT.

Irisan ketiga adalah Literasi Hati atau karakter yang berkesadaran diri, adalah irisan antara akreditasi mandiri dengan Karakter, diperlukan sebuah kesadaran untuk atau menuju mutu dan kualitas yang baik. Irisan terakhir adalah mutu dan kualitas, dimana irisan ini berada di antara akreditasi mandiri dan kolaborasi, diperlukan mutu dan kualitas yang baik untuk menuju akreditasi dan demikian sebaliknya diperlukan akreditasi yang baik asalkan di topang dengan mutu dan kualitas yang baik. Mutu dan kualitas yang baik, harus menguasai literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi digital, science dan financial, litaresi budaya  kebangsaan  serta literasi yang sangat penting menurut saya adalah literasi moral dan etika.

 

Semua ke empat irisan di atas saling berhubungan dan tidak bisa berdiri sendiri.

Masih banyak dari gambar diatas yang perlu di benahi dan kuatkan serta di prioritaskan terlebih dahulu, Saya berharap kedepan akan membawa perubahan yang baik dan essay ini saya harapkan bermanfaat untuk diri saya, dan juga masyarakat bangsa dan negara menuju SDM unggul Indonesia Maju. Tentunya essay ini masih jauh dari kesempurnaan, dan kekurangan itu masih diperlukan kritik dan masukan yang konstruktif. Sehingga tujuan pendidikan nasional yang tertuang didalam UUD dapat tercapai.

 

Saya akan terus mengembangkan dan membesarkannya Literasi sebagai fokus utama saya di dunia pendidikan khususnya anak usia dini,  sebagaimana program-program saya yang telah lakukan setiap tahun sejak 2017 selalu mengajak pendidk AUD, sebagai bagian dari akademisi yang mengimplementasi tridarma perguruan tinggi dalam bentuk karya riset/peneltian, Pengajaran dan pengabdian masyarakat dengan menjalankan Literasi salah satunya melalui program bedah buku yang saya inisiasi setiap tahun secara regular sejak 2017, bekerja sama dengan Perpustakaan MPR DPR RI, dan Perpusnas RI, kemudian akan saya kembangkan ke Perpusda-daerah, dan saya akan mengajak seluruh tenaga pendidik/guru/kepsek/ anak usia dini, serta praktisi pendidikan dan umum untuk menghasilkan karya buku dan menularkannya, sehingga ketercapaian dan ketertinggalan Skor PISA kita dengan Negara lain akan bisa kita kejar dan lampaui. Kita Optimis  SDM unggul menuju Indonesia Maju 2045 dapat kita capai.

 

Salam Literasi

 


Ade E. Sumengkar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM PENDIDIKAN : KB PAUD TK (PRE SCHOOL) NURANI HATI

Bedah buku ke 2 Karya Ade E Sumengkar

Membentuk Generasi Visioner melalui Buku