PROGRAM BEDAH BUKU KARYA ADE E SUMENGKAR



PROGRAM BEDAH BUKU:

BEDAH BUKU KE 4   22 JULI 2020 

 

Latar Belakang :

Acara bedah  buku bersama wakil rakyat ini dilatarbelakangi oleh:
·         Menurunnya sikap gemar literasi membaca terutama pendidik dan generasi milenial
·         Sikap dan nilai-nilai serta karakter keindonesiaan yang semakin menipis
·         Masih kurangnya pemahaman big picture peran kita semua dalam  berkontribusi terhadap kehidupan dan bernegara.

Tujuan pelaksanaan :

Tujuan diadakan bedah  buku bersama wakil rakyat, adalah
·         Menubuhkan rasa senang literasi membaca dikalangan pendidik dan generasi milenial.
·         Menanamkan rasa cinta yang melahirkan kepribadian yang selaras dengan jiwa Indonesia.
·         Menyatukan keragaman Indonesia dalam satu tujuan.

Manfaat :
·         Mengenalkan penguatan pendidikan karakter keindonesiaan melalui gemar membaca
·         Memberikan pemahaman “Big Picture” akan Peran kita semua dalam mengisi atau berkontribusi terhadap Kehidupan berbangsa dan bernegara di era milenial/era disrupsi 4.0
·         Menanamkan penguatan dengan memberikan gambaran atas Sikap dan Nilai-nilai yang yang perlu dibangun sebagai penguatan pendidikan Karakter dalam kehidupan.

Pelaksanaan :
Hari Kamis, tanggal 2 Juli 2020 pukul 13.00 -15.30 wib , bertempat di Gedung Parlemen MPR DPR DPD RI, Nusantara IV, ruang presentasi perpustakaan MPR RI. Jalan Jend Gatot Subroto, Senayan , Jakarta.

Peserta :
Peserta yang akan diundang dan hadir meliputi pendidik, kepala sekolah, guru,mahasiswa, praktisi pendidikan sebanyak 400 orang.

 

BEDAH BUKU ke 3, 1 AGUSTUS 2019 

I.Bedah Buku pertama di Gedung Parlemen MPR DPR DPD, ruang presentasi Perpustakaan MPR RI



Latar belakang:

Seiring makin pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ditengah tantangan global yang kompleks terutama era revolusi industri 4.0 maupun era millenial, masih dirasakan mutu dan kualitas pendidikan belum merata dan di beberapa daerah masih tertinggal jauh dari pendidikan yang bermutu.  Oleh sebab itu, diperlukan persiapan matang untuk melakukan integrasi antara keilmuan yang dikuasai dengan temuan-temuan dan perkembangan dilapangan untuk semua sektor seperti Keuangan bank & non bank, sosial & budaya, ekonomi, politik, pendidikan. Untuk itu, diperlukan penjaminan mutu yang berkualitas untuk mengisi dan menutup gap permasalahan diatas guna peningkatan kualitas sumber daya dan lembaga.


Tujuan diselenggarakannya ACARA ini adalah:

·         Mendorong  penjaminan mutu dapat menghasilkan  result yang berkualitas, baik untuk internal maupun eksternal.

·         Mendukung program nawacita pemerintah untuk meningkatkan penjaminan mutu sumber daya dan lembaga kearah yang lebih baik , efisien, transparan dan akuntabel.
·         Meningkatkan pengetahuan tentang  teknologi informasi dan komunikasi di era global (era disruption- rev. industri 4.0)
Pemberdayaan Perempuan dikarenakan sebagaian besar pendidik PAUD /TK adalah perempuan



Tema:

Semangat dan Tantangan Perbaikan Mutu Pendidikan Karakter melalui Penjamin Mutu yang berkualitas di era millenial (industri 4.0 - era disruption)
       Pembicara:         

  • Keynote speaker (pimpinan MPR RI)   DR IR HJ HETIFAH SJAIFUDIAN MPP wakil ketua DPR RI
·         Dr (c) Ade E Sumengkar S.Pd.,MM.,AAA-IJ   penyaji dan Penulis Buku
·      Nara sumber praktisi/akademisi  dari perguruan tinggi: Prof Dr Ari Purbayanto, Guru besar IPB –Atase dikbud KBRI Malaysia. Ir. Zulkarnaen MM, Ketua BAN Provinsi
·         Indah Sulistyowati CHt.,CH  CEO Nurani hati Institute  (Moderator)



Waktu , Tempat dan Acara:
Hari/Tanggal: Kamis 1 Agustus 2019
Waktu:13.00 – 15.30 WIB,
Tempat: Gedung Parlemen MPR RI, Nusantara IV, ruang presentasi perpustakaan MPR RI       Jalan Jend Gatot Subroto , Senayan , Jakarta.































BEDAH BUKU KE 1 
13 JULI 2017

. Latar belakang kegiatan bedah buku dengan bicara buku bersama wakil rakyat   tersebut adalah kegiatan yang di laksanakan secara regular didalam rangka meningkatkan kemampuan LITERASI, KOMPETENSI dan KARAKTER Bangsa.

Foto : Dokumentasi pribadi acara  Bedah buku bersama Wakil Rakyat di Gedung Parlemen  MPR RI


           









  Kegiatan tersebut,  Saya mengajak :
  • Pimpinan Satuan Pelaksana Dinas Pendidikan, 
  • Pengawas TK dan SD  wilayah Kecamatan Pancoran dan beberapa wilayah lainnya di DKI, 
  • Pimpinan /Kepala Sekolah  serta Sahabat Pendidik tingkat PAUD / TK  yang tergabung didalam IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia) – PGRI  diwilayah Kecamatan Pancoran dan sekitarnya, Jakarta Selatan 
  • Korporasi yang mendedikasikan kepada dunia Pendidikan

Kegiatan “Bedah Buku dengan Bicara Buku bersama Wakil Rakyat ”   di laksanakan di Gedung Parlemen, Nusantara IV ruang presentasi Perpustakaan MPR RI dimana Perpustakaan MPR RI, berada di bawah Ke Sekjenan dan Lembaga MPR RI. Yang terlatak di Jl. Jend Gatot Subroto , komplek Parlemen MPR/DPR/DPD RI, Gelora Senayan Jakarta hari Kamis  Tanggal 13 Juli  2017 pukul 13.30-15.30 WIB.

Acara/program “Diskusi Publik dengan Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat ” diatas, secara resmi dibuka oleh :  
  • Ibu Siti Fauziah. SE. MM, Kepala Biro Humas Set-Jen dan Hubungan Lembaga MPR RI, 
  • Ibu Dra . Roosiah Yuniarsih M.Kom,  Pimpinan Perpustakaan MPR RI 
  • Bapak DR. Hidayat Nurwahid MA, Wakil Ketua MPR RI Sebagai keynote Speech.


Tema Kegiatan adalah “Peran serta Pendidikan membangun karakter bangsa melalui peningkatan mutu pendidikan sejak usia dini “. 


Foto : Dokumentasi pribadi di acara  Bedah Buku di Gedung MPR RI 

Tema diatas diusung dalam rangka Memperingati “Hari Anak Nasional”, dengan Semangat sahabat Pendidik, menyiapkan kemampuan LITERASI untuk dapat memahami seluk beluk kegiatan MPR RI, menyiapkan KOMPETENSI dalam  bernegara serta membangun KARAKTER yang baik dan terpercaya, berjiwa sosial dan bermanfaat” didalam menghadapai tantangan Global  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dan menyongsong Indonesai emas 2045. Peserta yang akan hadir adalah sahabat pendidik (guru)/Kepala sekolah yang tergabung didalam IGTKI (Ikatan Guru Taman kanak-Kanak Indonesia).

Kegiatan ini  adalah bentuk apresiasi kami  atas dedikasi  Pendidik  (guru)/Kepala sekolah terhadap dunia pendidikan, merupakan  (suatu kebanggaan) dapat memberikan wacana dan kesempatan untuk mereka bertemu dan bersilaturahmi dengan Pimpinan MPR RI.



JADUAL DAN PROGRAM BEDAH BUKU :


In syaa Allah tahun ini tanggal  26 Juli 2018  bedah buku yg ke dua. Kolaborasi dengan penulis buku Love and Fear.Mohon doanya.

#Bedah buku
#Literasi nurani hati dan Pendidikan
#Penguatan pendidikan karakter


Foto : Dokumentasi Pribadi penulis bersama rekan rekan
























   

 Bedah Buku ke 2
2 Agusus 2018


lokasi Gedung Parlemen MPR DPR DPD RI, ruang Presentasi Perpustakaan MPR RI. tanggal 2 Agustus 2018




Jakarta, Gatra.com - Kita membutuhkan buku yang bagus agar  mampu menggugah kesadaran dan motivasi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan visioner, ujar Wakil Ketua MPR Mahyudin saat memberi pengantar acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang digelar di Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 2 Agustus 2018.
Pada hari itu ada dua buku yang dibedah, Become a Great Awareness Person karya Ade E Sumengkar dan Love and Fear karya Wisnu Prayudha. Mahyudin menyebut buku karya Sumengkar sebagai cerita yang intinya mengajak masyarakat membangun sebuah tatanan kehidupan generasi sekarang agar siap menghadapi tantangan masa depan. “Di dalamnya penuh dengan pengalaman dan kesimpulan yang bermanfaat bagi pendidikan, ujarnya. Sedang buku karya Wisnu dikatakan sebagai kupasan, ulasan, dan ungkapan sebuah fenomena kesadaran tertinggi yang bersumber dari pengalaman pribadi serta referensi perjalanan hidup penulis.
Terlepas dari semua isi buku yang ada, Mahyudin mengatakan semua sepakat budaya literasi atau kegiatan membaca dan menulis adalah proses terpenting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang apapun, membutuhkan kemampuan cara pandang atau wawasan yang dimulai dari literasi. Literatur yang bagus akan menghasilkan wawasan yang luas dan cerdas, paparnya. Bahkan literatur yang5 baik akan membentuk preferensi watak yang baik pula”, tambahnya. Untuk itu pria asal Kalimantan Timur itu menegaskan kita membutuhkan buku yang bagus.
Ini ditekankan sebab bangsa Indonesia akan masuk dalam era yang disebut bonus demografi. Dalam era ini, jumlah penduduk usia produktif secara kuantitatif jumlahnya dua kali lebih besar dibanding dengan usia non produktif. Saat Indonesia berusia 100 tahun, diproyeksikan setiap tiga orang penduduk usia produktif akan menanggung beban satu orang penduduk usia non produktif. Dari bonus demografi, Mahyudin mengutip kata ahli kependudukan dan ekonomi bahwa bonus ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Bersama China, Amerika Serikat, India, dan Jepang, Indonesia menjadi 5 besar kekuatan ekonomi global, paparnya.
Meski demikian, Mahyudin mengingatkan bonus demografi harus dibarengi dengan syarat-syarat kualitatif. Disebut, Korea Selatan dan Jepang, dua negara yang sukses melewati bonus demografi. Mereka berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ujarnya. Sumber daya manusia, menurut mantan Bupati Kutai Timur itu, harus harus dibarengi dengan kreativitas, inovasi, serta karakter yang mendukung. Dari sinilah maka peran Sosialisasi Empat Pilar MPR sangat penting. Pendidikan harus menanamkan sikap dasar bangsa Indonesia seperti yang tertera dalam sila-sila Pancasila, tuturnya.
Diakui bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan sumber daya alam namun hal demikian disebut bukan menjadi jaminan akan membuat kemakmuran.6 Banyak negara yang sumber daya alamnya melimpah namun hancur akibat perpecahan dan perang, ungkapnya. Sebaliknya, ada negara yang sumber daya alamnya sedikit bahkan tak punya namun mereka bisa makmur. Hal demikian bisa terjadi, menurut Mahyudin seperti dipaparkan di atas, mereka memiliki sumber daya manusia yang bisa dihandalkan.
Dalam kesempatan tersebut Mahyudin merasa senang masyarakat banyak yang hobby membaca. Di era teknologi informasi yang semakin maju, dirinya mengharap agar para penulis tidak hanya memproduksi buku secara manual namun juga perlu dibuat dalam bentuk e-book. Dengan cara seperti ini akan memudahkan orang membaca, tuturnya. Format e-book menurutnya tak perlu dikhawatirkan terkait adanya anggapan model seperti itu membuat minat baca masyarakat menjadi menurun. Dirinya menyebut perpustkaaan di negara-negara maju sudah menuju format e-book. Perpustakaan di sini juga harus seperti itu, harapnya. Jadi tak hanya buku manual saja, tambahnya.
Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah menyebut Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat merupakan salah satu acara rutin Perpustakaan. Dalam acara ini kita selalu membahas buku yang bermanfaat yang kelak akan membawa kita ke masa yang lebih baik, ujarnya. Sama seperti Mahyudin, dirinya mengatakan dua buku yang dibedah itu mengembangkan motivasi dan pencerahan.


+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++















Jakarta –Detiknews. Untuk memanfaatkan bonus demografi dalam menjadikan Indonesia sebagai 5 besar kekuatan ekonomi dunia, yang perlu dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sebelum bisa bersanding dengan China, Amerika Serikat, India, dan Jepang, Indonesia harus sukses melewati bonus demografi seperti Korea Selatan dan Jepang.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR, Mahyudin, saat memberi pengantar dalam acara bedah buku Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang digelar di Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Kamis (2/8/2018). Buku yang dibedah yakni Become a Great Awareness Person karya Ade E Sumengkar dan Love and Fear karya Wisnu Prayudha.
"Mereka (Korea Selatan dan Jepang) berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Mahyudin seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (2/8/2018).
Dalam kesempatan itu Mahyudin mengungkapkan peran buku dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dia mengatkan, buku yang bagus akan turut menggugah kesadaran dan motivasi masyarakat.
Baca juga: Mahyudin Sayangkan Mundurnya Yudi Latif dari BPIP
"Kita membutuhkan buku yang bagus agar mampu menggugah kesadaran dan motivasi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan visioner. Literatur yang bagus akan menghasilkan wawasan yang luas dan cerdas," imbuh dia.
Di era teknologi informasi yangh semakin maju, dirinya berharap para penulis tidak hanya memproduksi buku secara manual namun juga perlu dibuat dalam bentuk e-book. Cara seperti itu dinilainya akan memudahkan orang membaca. Ia mengatakan, kehadiran e-book tak perlu dikhawatirkan akan membuat minat baca masyarakat menjadi menurun.
Ia mencontohkan perpustakaaan di negara-negara maju yang telah mulai menggunakan format e-book. "Perpustakaan di sini juga harus seperti itu. Jadi tak hanya buku manual saja," ucap dia.
Diakuinya, bangsa Indonesia kaya dengan sumber daya alam. Namun hal itu bukan menjadi jaminan kemakmuran. "Banyak negara yang sumber daya alamnya melimpah namun hancur akibat perpecahan dan perang," ungkapnya.
Sebaliknya, ada negara yang memiliki sumber daya sedikit, namun mereka bisa makmur. Menurutunya hal itu bisa terjadi karena mereka memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan













INFO NASIONAL - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin memberikan pengantar dalam acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di perpustakaan MPR, Kompleks MPR, Jakarta, 2 Agustus 2018. “Kita membutuhkan buku yang bagus agar mampu menggugah kesadaran dan motivasi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan visioner,” ujarnya.
Pada hari itu, ada dua buku yang dibedah, yaitu Become a Great Awareness Person karya Ade E. Sumengkar serta Love and Fear karya Wisnu Prayudha. Mahyudin menyebut buku karya Sumengkar sebagai cerita yang intinya mengajak masyarakat membangun sebuah tatanan kehidupan generasi sekarang agar siap menghadapi tantangan masa depan. Di dalamnya, penuh dengan pengalaman dan kesimpulan yang bermanfaat bagi pendidikan. Sedang buku karya Wisnu, menurut Mayhudin, sebagai kupasan, ulasan, juga ungkapan sebuah fenomena kesadaran tertinggi, yang bersumber dari pengalaman pribadi serta referensi perjalanan hidup penulis.
Terlepas dari semua isi buku yang ada, Mahyudin mengatakan semua sepakat budaya literasi atau kegiatan membaca dan menulis adalah proses terpenting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang apa pun membutuhkan kemampuan cara pandang atau wawasan yang dimulai dari literasi. “Literatur yang bagus akan menghasilkan wawasan yang luas dan cerdas. Bahkan literatur yang baik akan membentuk preferensi watak yang baik pula. Untuk itu, kita membutuhkan buku yang bagus,” ucapnya.
Hal itu ditekankan Mahyudin karena Indonesia akan masuk dalam era yang disebut bonus demografi. Dalam era ini, penduduk usia produktif secara kuantitatif jumlahnya dua kali lebih besar dibanding usia nonproduktif. Saat Indonesia berusia 100 tahun, diproyeksikan setiap tiga orang penduduk usia produktif, akan menanggung beban satu orang penduduk usia nonproduktif.
Dari bonus demografi, Mahyudin mengutip pendapat ahli kependudukan dan ekonomi bahwa hal itu akan membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. “Bersama Cina, Amerika Serikat, India, dan Jepang, Indonesia menjadi lima besar kekuatan ekonomi global,” tuturnya.
Meski demikian, Mahyudin mengingatkan bonus demografi harus dibarengi dengan syarat-syarat kualitatif. Misalnya, Korea Selatan dan Jepang yang sukses melewati bonus demografi. “Mereka berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.
Sumber daya manusia harus dibarengi dengan kreativitas, inovasi, juga karakter yang mendukung. “Dari sinilah, peran Sosialisasi Empat Pilar MPR sangat penting. Pendidikan harus menanamkan sikap dasar bangsa Indonesia seperti yang tertera dalam sila-sila Pancasila,” ucapnya.
Indonesia diakui bangsa yang kaya dengan sumber daya alam. Namun hal itu bukan menjadi jaminan akan membuat kemakmuran. “Banyak negara yang sumber daya alamnya melimpah, tapi hancur akibat perpecahan dan perang. Sebaliknya, ada negara yang sumber daya alamnya sedikit, bahkan tak punya, tapi bisa makmur,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mahyudin merasa senang masyarakat banyak yang hobi membaca. Di era teknologi informasi yang semakin maju, dia berharap agar para penulis tidak hanya memproduksi buku secara manual, tapi juga dalam bentuk e-book. “Dengan cara seperti ini, akan memudahkan orang membaca,” tuturnya.
Sementara Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR Siti Fauziah menyebut acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat merupakan salah satu acara rutin yang dilakukan perpustakaan. “Dalam acara ini, kita selalu membahas buku yang bermanfaat, yang kelak akan membawa kita ke masa yang lebih baik,” ujar Siti. (*)






















Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM PENDIDIKAN : KB PAUD TK (PRE SCHOOL) NURANI HATI

“Wisata Literasi ” KB TK Nurani Hati ke TM Bookstore D-Mall

MEMBANGUN SEKOLAH MASA DEPAN di KB TK Nurani Hati